MAKALAH FISIOLOGI
MAMMAE
DISUSUN OLEH :
WAHYU SRI SENDARI (52012060)
AKADEMI
KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA
PURWOREJO
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Fisiologi yang bertujuan untuk
meningkatkan dan menunjang proses belajar mengajar. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr.
Grenti Lavianasari selaku Dosen Mata
Kuliah
Fisiologi
2. Kedua
orang tua yang telah memberi
dukungan moril dan materil
3. Rekan-rekan
dan pihak lain yang telah memberi
dukungan serta motivasinya
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Maka kritik dan saran penyusun harapkan, demi meningkatnya mutu
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pada pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mammae atau payudara merupakan organ penting bagi manusia
,terkhusus untuk wanita. Dan penting bagi kita untuk memahami tentang mammae
itu sendiri. Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,di atas oto
dada. Yang berfungsi untuk memproduksi Air Susu Ibu (ASI) yang berperan untuk
nutrisi bayi. Setiap manusia umumnya memiliki payudara,tetapi antara laki-laki
dan perempuan berbeda fungsinya.payudara yang sudah matang adalah salah satu
tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan organ yang
indah dan menarik. Dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya,maka organ ini menjadi sumber utama kehidupan karena air susu ibu
adalah makanan penting bagi bayi.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
Memahami tentang mammae yang meliputi tentang fungsinya
,perkembangannya,serta berbagai kelainan pada mammae.
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan, pengetahuan, dan informasi tentang mammae atau payudara.
D.
MANFAAT
Hasil penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk menambah wawasan dan informasi mengenai mammae atau payudara.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB
I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
- PERUMUSAN MASALAH
- TUJUAN
- MANFAAT
BAB
II PEMBAHASAN
- PENGERTIAN MAMMAE
- PERTUMBUHAN PAYUDARA NORMAL
1)
Fase perkembangan payudara
2)
Morfologi
3)
Fisiologi
- PERTUMBUHAN PAYUDARA ABNORMAL
1.
Kelainan kongenital
2.
Kelainan yang didapatkan
- PERTUMBUHAN PAYUDARA DALAM
KEHAMILAN
1.
Mammogenesis
2.
Laktogenesis
3.
Galaktopoesis
- PERTUMBUHAN PAYUDARA DALAM
MENOPAUSE
- SISTEM PEMBULUH DARAH DAN
GETAH BENING PAYUDARA
1.
Sistem pembuluh darah arteri
2.
Sistem aliran limfatik payudara
- BEBERAPA KELAINAN JINAK
PAYUDARA
1)
Mastitis
2)
Nekrosis lemak
3)
Nipple discharge
4)
Fibrocystic
5)
Adenosis
6)
Papilloma intradukta
7)
Mammary ductal ectasia
BAB
III PENUTUP
- KESIMPULAN
- SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MAMMAE
Payudara atau
Gallandulla Mamaria adalah
kelenjar yang terletak dibawah kulit,diatas otot dada. Dan merupakan alat
reproduksi sekunder dan juga organ
penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi,yaitu
untuk kelnjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada
periode itu sampai masa kehidupan dewasa,dimana payudara sebagai salah satu
lambang keperempuanan. Dan perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,progesteron dan
somatomammotropin.Fungsi hormon mempersiapkan
payudara untuk pemberian ASI dijabarkan sebagai berikut :
a)
Estrogen berfungsi :
1.
Menimbulkan
hipertrofi sistem saluran Payudara
2.
Menimbulkan
penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin besar
3.
Tekanan
serat syaraf akibat penimbunan lemak,air dan garam menyebabkan rasa sakit pada
payudara
b)
Progesteron berfungsi
:
1.
Mempersiapkan
asinus sehingga dapat berfungsi
2.
Menambah
jumlah sel asinus
c)
Somatomammotropin
berfungsi :
1.
Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,laktalbumin
dan laktoglobulin
2.
Penimbunan
lemak sekitar alveolus payudara
3.
Merangsang
pengeluaran kolostrum pada kehamilan
Berat Payudara :
a)
Berat normal + 200 gram
b)
Berat saat hamil + 600 gram
c)
Berat saat menyusui + 800 gram
3 bagian utama payudara :
- Korpus : Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak,
sel plasma,
sel otot polos
dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). - Areola : Sinus
laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat ototpolos
yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
- Papilla : Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).
B. Pertumbuhan Payudara Normal
1. Fase Perkembangan Payudara
Fase I
Usia Pubertas
|
Preadolesen elevasi dari nipple dengn tidak adanya
massa glandular teraba atau tidak ada pigmentasi areola
|
Fase II
Usia 11,1 + 1,1 th
|
Timbulnya jaringan glandular subareola nipple dan
payudara tampak sebagai tinjolan di dinding dada
|
Fase III
Usia 12,2 + 1,09 th
|
Meningkatnya masa glandular dengan pembesaran
payudara dan meningkatnya diameter dan pigmentasi dari areola. Kontur
payudara dan nipple berada pada satu dataran
|
Fase IV
Usia 13,1 + 1,15 th
|
Pembesaran areola dan pigmentasi bertambah ,nipple
dan areola mulai berbentuk tonjolan tersendiri di payudara
|
Fase V
Usia 15,3 + 1,7 th
|
Akhir dari masa pertumbuhan adolesen payudara
dengan kontur yang licin dengan tidak adanya pengerasan areola dan nipple
|
2.
Morfologi
Payudara dewasa terletak didaerah dada,antara iga ke
2 sampai dengan iga ke 6 secara vertikal dan antara tepi sternum sampai linea
aksilaris media secara horizontal. Ukuran diameter payudara berkisar sekitar
10-12cm,dan ketebalan 5-7cm,jaringan payudara juga dapat berkembang sampai ke
aksila yang disebut axillary tail of spence.
Bentuk
payudara biasanya kubah (dome) yang bervariasi antara bentuk konikal pada
nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara.
Payudara
terdiri dari 3 unsur yaitu kulit,lemak subkutan,dan jaringan payudara yang
terdiri dari jaringan parenkin dan stromal.
Parenkim
payudara terdiri dari 15-20 hingga 25 segmen yang kesemuanya menyatu didaerah
nipple dengan bentuk radial.
Duktus
yng berasal dari segmen berdiameter 2mm dan subaveolar duktus/sinus laktiferus
berukuran 5-8mm diameternya. Antara 5-10 duktus laktiferus bermuara di nipple.
Setiap duktus mengaliri satu lobus yang terdiri dari 20-40 lobulus dan setiap
lobulus terdiri dari 10-100 alveoli atau tubulosaccular secretory unit.
Jaringan
stoma dan karingan subkutaneus payudara teridir atau berisi lemak jaringan
ikat,pembuluh darah , syaraf,dan limfatik.
Kulit
payudara yang tipis mengandung folikel rambut kelenjar sabesa dan kelenjar
keringat ,nipple yang berlokasi setinggi interkosta ke4 pada payudara yang non
pendulous berisi kumpulan ujung syaraf sensoris termasuk ruffine like body dan
“ujung krause”. Selanjutnya,ada kelenjar sabesa dan kelenjar apokrin/keringat
tetapi tidak ada folikel rambut. Areola berbentuk bulat,lebih berpigmen,dan
diameternya 15-60mm.
Tuberkel
morgane terletak sekitar tepi areola,menonjol merupakan muara dari kelenjar
Montgomery. Kelenjar ini merupakan kelenjar sabesa yang besar,yang memproduksi
susu. Dia merupakan peralihan antara kelenjar keringat dan kelenjar susu.
Jaringan
fasial yang membungkus payudara dan fasia pektolaris superfisialis membungkus
payudara dan berhubungan dengan fasia superfisial abdominalis dari Camper. Di
bawah jaringan payudara terletak fasia pektorialis profunda yang membungkus
m.pektoralis mayor dan m. Serratus anterior.
Hubungan
antara kedua lapisan fasia ini adalah jaringan ikat longgar (Ligament
Suspensary Cooper) yang menyokong payudara.
3.
Fisiologi
Perubahan histologi dari jaringan payudara sangat
berhubungan dengan variasi hormonal pada siklus haid. Pengaruh FSH dan LH pada
fase folikular akan menyebabkan sekresi estrogen meningkat yang berakibat
terjadinya proliferasi epitel jaringan payudara. Pada bagian kedua yang terjadi
pada fase midluteal,dimana terjadi sekresi dari progesteron yang cukup banyak
juga menyebabkan perubahan epitel jaringan payudara.
Sekresi
dan jaringan kedua hormon ini dalam siklus haid akan menyebabkan penambahan
volume payudara hingga 15-30cm kubik menjelang haid dan akan menurun kembali
setelah haid sampai volume terkecil pada hari ke 5-7 setelah haid. Sebenarnya
pada saat inilah paling tepat dalam melakukan pemeriksaan fisik dan mamografi
payudara.
C.
Pertumbuhan Abnormal Payudara
1.
Kelainan Kongenital
·
Paling sering
ditemukan pada kedua jenis kelamin adalah :
v Politelia (accessory nipple)
v Ectopic nipple dapat terjadi di sepanjang milk
streak
v Milk way dari aksila sampai ke inguinal dan ini
biasa disalah artikan sebagai nervus pigmentosus
·
Kelenjar
payudara tambahan (true accesory mammary gland) ,jarang terjadi. Biasanya
terletak didaerah aksila/ketiak. Pada kehamilan dan laktasi ,payudara tambahan
ini dapat membengkak ,bahkan berfungsi apabila ada nipplenya.
·
Hipoplasia
adalah kurang berkembangnya payudara,dan bila tidak ada secara kongenital
dinamakan “a mastia”
·
Apabila jaringan
payudara tidak timbul tapi ada nipplenya ini dinamakan “amastia”
·
Secara luas
kelainan payudara kongenital dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
v Unilateral hipoplasia ,kontralateral normal
v Bilateral hipoplasia, asimetri
v Unilateral hipoplasia,kontralateral hiperplasia
v Bilateral hiperplasia asimetri
v Unilateral hipoplasia payudara , dinding dada ,dan
m.pektoral
2. Kelainan yang didapatkan
Penyebab yang paling banyak dan sebenarnya dapat
dihindari adalah tindakan iatrogenik berupa biopsi pada payudara yang sedang
tumbuh pada masa pubertas. Juga penggunaan terapi radiasi pada masa
pertumbuhan,atau akibat luka bakar didada yang menyebabkan kontraktur juga
dapat menimbullkan keadaan deformitas.
D. Pertumbuhan Payudara Dalam Kehamilan
1. Mammogenesis
Pada
kehamilan ,pertumbuhan duktus ,lobulus dan alveolus kelihatan jelas akibat
pengaruh hormon luteal dan plancental sex steroid,placental lactogen,prolaktin
serta hormon chorionic gonadotropin. Pada fase kehamilan banyak prolaktin
dilepaskan dan menstimulasi pertumbuhan epitel dan menyebabkan
sekresi.prolaktin ini meningka perlahan mulai pertengahan trimester pertama dan
pada trimester ke-3 kadar prolaktin dalam darah 3-5 kali lebih tinggi dari
normal dan epitel ke payudara mulai memprodksi protein. Minggu ke-3 sampai 4
kehamilan sebagai akibat pengaruh estrogen terjadi duktus yang bentuknya
,bercabang dan selain itu terjadi juga pertumbuhan lobulus.
Pada minggu ke 5-8 terjadi pembesaran payudara yang jelas
akibat proses sebelumny terjadi pelebaran vena superfisial,payudara terasa
memberat dan nipple areola menghitam(lebih berpigmen).
Setelah pertengahan trimester ke 2 ,pertambahan ukuran
payudara bukan karena pertumbuhan atauproliferasi epitel lagi akan tetapi
akibat pelebaran alveoli dengan kolostrum,jadi akibat hipertrofi mioepitel sel,jaringan
ikat dan jaringan lemak. Laktasi mulai adekuat setelah minggu ke 16 kehamilan.
Dengan berlanjutnya kehamilan, terjadi deskuamasi sel
epitel yang menumpuk. Agregasi limfosit,sel-sel bundar, dan deskuamasi sel
fagosit alveoli dapat ditemukan dalam kolostrum.
2. Laktogenesis
Hormon prolaktin pada fase itu akan diproduksi hingga
epitel kelenjar payudara dari fase presecretory berubah meenjadi fase
secretory. Dalam 4-5 hari pertama pascapersalinan,payudara membesar sebagai
akibat akumulasi dari sekresi alveolus dan duktulus payudara. Sekresi pertama
dinamakan kolostrum yang berwarna kekuningan dan sedikit kental mulanya
kemudian menjadi serous.
Kolostrum ini berisi laktoglobulin yang identik dengan
imuglobulin, proses sintesis air susu ibu dan sekresi dipengaruhi oleh hormon
prolaktin. Pelepasan prolaktin ini dipengaruhi dan distimulasi oleh proses
penghisapan melepaskan kortikotropin.
3. Galaktopoesis
Dalam keadaan norml ASI merupakan makanan yang paling
lengkap dan sempurna bagi bayi, ASI mengandung antibodi yang mencegah
terjadinya infeksi,dan bebeas dari kontaminasi bakteri,serta terbinanya
emosional antara ibu dan bayi.
E. Perubahan Payudara Dalam Menopause
Pada periode ini
terjadi penurunan fungsi dari ovarium dan sebagai akibatnya akan berpengaruh
pula pada payudara yaitu terhadap struktur epitel dan stroma jaringan payudara
berupa regresi. Sistem duktus tetap,akan
tetapi lobulusnya menjadi kolaps. Perubahan struktur epitel dan stroma jaringan
timbul seiring dengan kematangan seksual,perubahan tersebut akan lebih dahulu
mengalami regresi pada meopause ini.
F. Sistem Pembuluh Darah Dan Getah Bening Payudara
1. Sistem Pembuluh Darah Arteri
Payudara mendapat vaskularisasi dari 2 arteri utama
yaitu arteri mammaria interna dan arteri torakalis lateralis. Kurang lebih 60%
payudara mendpat pendarahan dari arteri perforantes mammaria interna yaitu
meliputi bagian medial dan sentral dan bagian kranial. Sementara itu bagian
atas dan lateral payudara diperdarahi oleh arteri torakalis lateralis. Selain
itu,yang ikut memperdarahi payudara sebagian kecil adalah arteri
torakoakromialis cabang pektoralis,cabang arteri interkostales III,IV serta
a/v. Subkaapular dan toradorsalis.
Dalam sistem vaskularisasi payudara terdiri dari tiga
grup vena dalam yang keluar dari payudara yaitu :
·
Vena
interkostalis
·
Vena aksilaris
·
Vena mammaria
interna
2. Sistem Aliran Limfatik Payudara
Pembuluh getah bening :
·
Pembuluh getah
bening aksila : mengalirkan getah bening dari daerah sekitar areola,payudara
kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara
·
Pembuluh getah
bening mammaria interna : mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial
payudara
·
Pembuluh getah
bening didaerah tepi medial kuadran meedial bawah payudara : berjalan bersama
vasa epigastrika superior,menembus fasia rektus dan masuk kedalam m.rektus
abdominis. Saluran ini bermuara ke dalam kelenjar getah bening preperikardial
anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas ligamentum falsiforme.
Kelenjar getah bening :
·
Kelenjar getah
bening aksila
T erdapat 6 grup
kelenjar getah bening aksila
o Kelenjar getah bening mammaria eksterna
o Kelenjar getah bening skapula
o Kelenjar getah bening sentral (Central Nodes)
o Kenlenjar getah bening interpektorl ( Rotter’s
Nodes)
o Kelenjar getah bening v. Aksilaris
o Kelenjar getah bening subklavikula
o Kelenjar getah bening prepektoral
·
Kelenjar getah
bening Mammaria Interna
Kelenjar ini
tersebar sepanjang trunkus limfatik us mammaria interna. Kira-kira 3cm dari
pinggir sternum. Terletak di dalam lemak di atas fasia endotorasika,pada sela
iga. Diperkirakan jumlah kelenjar ini ada 6-8 buah.
G. Beberapa Kelainan Jinak Payudara
Kelainan jinak payudara
menurut Dupont dan Page dapat dibedakan atas beberapa Lesi :
1. Lesi
Nonproliferatif
Meliputi
kelainan berupa kista,perubahan papiler kelenjar apokrin,dan klasifikasi
epitel. Kista dapat bervariasi dalam ukuran mulai yang mikroskopis sam pai yang
teraba waktu pemeriksaan(gross). Biasanya terjadi di ujung duktus dari lobulus.
2. Lesi
Proliferatif Tanpa Atipia
Termasuk kelainan
ini adalah moderat atau florid duktal hiperplasia,intra duktal papiloma dan
sclerosing adenosis.
3. Lesi
Proliferatif dengan atipikal hiperplasia
Golongan ini
mempunyai risiko untuk jadi kanker payudara lebih besar dari golongan yang lain
di atas. Dupont dan page menemukan golongan ini hanya 4% dari spesimen
biopsinya dari kelainan payudara dengan RR 4,4 untuk kanker payudara.
Berikut ini akan
diuraikan beberapa kelainan jinak payudara yang sering dijumpai didalam klinik:
1) Mastitis
Masititis dan
abses payudara bisa terjadi pada semua populasi. Bila terjadi saat menyusui
atau pada waktu berhenti menyusui disebut mastitis laktasi/peuperal. Tersering
terjadi pada 2-3minggu postpartum. Penyebabnya bakteri yang masuk saat
menyusui. Sedangkan mastitis nonlaktasi terjadi karena ada infeksi pada kulit
sekitar areola dan puting.
2) Nekrosis
Lemak
Benjolan jinak
payudara yang sering terjadi akibat trauma(tumpul/operasi) pada jaringan lemak
payudara,berupa benjolan dengan konsistensi keras,bulat,kulit disekitar
benjolan dapat memerah atau memar dan dimple,benjolan tersebut tidak akan
berubah jadi keganansan dan dapat terjadi pada perempuan pada setiap tingkatan
usia.
3) Nipple
Discharge
Berupa cairan
yang keluar dari puting bisa berwarna putih,kuning atau merah. Banyaknya cairan
yang keluar tergantung dari siklus haid,usia,atau obat tertentu. Beberapa
contoh keluarnya cairan dari puting yang bersifat jinak :
a.
Kolostrum
b.
Laktasi
c.
Mammary Duct
Ectasia
d.
Galactorrhea
e.
Cairan
pascaovulasi
Beberapa contoh
cairan yang keluar dari puting dengan kemungkinan keganasan,apabila :
a)
Disertai teraba
massa yang mencurigakan ke arah keganasan payudara
b)
Keluarnya cairan
dari satu payudara terutama dari satu duktus
c)
Pada usia lebih
dari 50 tahun
d)
Pada laki-laki
e)
Untuk lebih
mendekati diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan
ultrasonik dan mamografi.
4) Fibrocystic
Merupakan
kelainan yang sering dijumpai di usia 20-50tahun. Gejala klinis adalah rasa
nyeri yang terautama menjelang haid disertai payudara yang noduler atau
berbenjol. Ukuran dapat berubah menjelang haid,terasa lebih besar dan penuh
disertai rasa nyeri yang bertambah,setelah haid selesai rasa sakit berkurang
dan tumor juga menghilang atau mengecil.
5) Adenosis
Adalah tergolong
lesi poliferatif ditandai oleh bertambahnya jumlah dan ukuran komponen
kelenjar,jadi umumnya mengenai lobulus. Gejala klinis sukar dibedakan dengan
fibricystic,yaitu berupa massa yang nodular. Dibedakan menjadi 2,yaitu :
a)
Sclerosing
adenosis
b)
Microglandular
adenosis
Kedua jenis ini
merupakan high risk untuk terjadinya kanker payudara.
6) Papiloma
Intraduktal
Suatu tumor
jinak yang berasal dari hiperplasia epitel duktus. Dapat terjadi di semua
tempat dalam duktus. Papiloma ini ditandai oleh pertumbuhan hiperplasia epitel
lumen duktus juga sel-sel epitel serta disokong oleh lapisan struma
fibrovaskuler. Juvenile papilomatosis adalah papilomatosis yang terjadi di usia
muda (<30 tahun) ini berhubungan erat dengan resiko tinggi kanker payudara.
7) Mammary
Ductal Ectasia
Gambaran
histolik kelainan ini adalah pelebaran duktus di subareolar. Biasanya terjadi
pada usia pertengahan atau lebih tua pada perempuan yang punya anak. Keluhan
dapat berupa :
a)
Terdapat nipple
discharge
b)
Massa subareolar
c)
Mastalgia
d)
Terdapat
retraksi nipple
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Payudara adalah kelenjar yang terdapat dibawah kulit
diatas otot dada. Dan merupakan organ penting bagi perempuan karena fungsi
utamanya untuk memproduksi Air Susu Ibu (ASI).
Dan perkembangan payudara tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,progesteron
dan somatomammotropin. Berat normal payudara + 200 gram,Berat saat hamil + 600 gram ,Berat
saat menyusui + 800 gram. Payudara memiliki 3 bagian
utama yaitu korpus,areola,dan papila.
B.
SARAN
Dengan makalah ini saya buat sebagaimana
peribahasa mengatakan “tak ada gading yang tak retak” begitu juga makalah ini.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,Sarwono.2009.
Ilmu Kandungan, Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba,Ida
Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan,Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana
untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC